Teruntuk Hujan

Aroma mu memanjakan luka.
Dan jemari menyusup tubuh yang membeku.
Tertegun dibawah payung bermandikan tangis mu yang basah.
"Apa kau menyukai ku?" tanya mu.

Yang ku balas dengan diam.
Dan kau jejali cerita lama yang telah berakhir di ujung senja tahun lalu.
Memaki, melempar mu dengan setumpuk janji, usai sudah.
"Apa kau membenci ku?" tanya mu kedua kali.

Aku menatap mu lebih dalam, sedikit berbisik, menyunggingkan senyum.
"Tidak." jawabku sedikit serak.
Kau memeluk raga yang basah olehmu.
"Aku menyukai mu seperti hujan." kataku.

Kali ini kau membisu.
Memanggil teman mu, sang angin untuk menamparku.
Aku mengadu, kau mengabaikan.
"Seperti hujan awal bulan september yang berakhir di akhir tahun." kataku sekali lagi.

Dan sang angin membawa mu pergi.
Aku tersenyum, melambai, meninggalkan.
"Semoga kau bahagia dengan seseorang yang memanggilmu, hujan." kataku tak terdengar oleh mu.

Komentar

Postingan Populer