Hadiah dari Pujangga

Pikirannya penuh dengan prosa tanpa nama.
Bercabang-cabang tanpa tahu akhir sebuah cerita.
Mengetuk-ketuk batok kepala yang kian menua.
Berharap menemukan satu judul majas miliknya.

Kedua bola mata menggantung di kertas kosong.
Tergeming diatas pena dengan tinta yang kian mengering.
Tangan yang penuh luka mengusap kening.
Menjambak-jambak rambutnya yang keriting.

Bibir kecil miliknya membuat sunyi.
Tiap kata telah habis dalam tumpukan prosa dan puisi.
Bersama tangis juga sesak di dada mencambuk hati.
Hingga pujangga itu mati oleh diri sendiri.

Dengan senyum yang tersungging indah.
Meninggalkan pujaan hati terkubur bersama perih.
Bermandikan nanah dan darah.
Melepaskan karma sebagai hadiah.

Komentar

Postingan Populer