Kamu

Sketsa mu masih saja tergambar jelas di peluk mata.
Terkadang hilang, untuk kemudian kembali datang.
Wangi parfum mu juga masih saja membekas dilapisan epidermis.
Mengulang kenangan dalam sekat waktu tertentu.

Ah.. Nama mu acapkali membuat riuh daun telingaku.
Cukup membuat ku pening sepersekian detik.
Segalanya tentang mu entah bagaimana ia masih saja ada.
Membuat ku terkadang gila dan kemudian kembali waras.

Ini bukan puisi yang melantunkan kesedihan, sayang.
Bukan pula menginginkan kita untuk mengulang.

Perpisahan itu terkadang menyenangkan, bukan?
Kau dapat berlari menggapai mimpi.
Hinggap kesana-kemari tanpa khawatir ada yang mengawasi.

Perpisahan itu terkadang membahagiakan, bukan?
Kita bisa bernostalgia tanpa saling menyakiti.
Tanpa takut Ilahi cemburu sebab cinta itu belum suci.

Komentar

Postingan Populer