Obat Rindu

Setangkai bunga mawar itu telah mati.
Kelopaknya yang dulu senada dengan dia si pipi kemerahan kini telah mengering.
Biji bunganya juga telah lama menghitam.
Entah sudah berapa lama ia tinggal di vas berwarna pucat diujung meja hias.

Secarik foto di frame berwarna putih itu juga telah lama pudar.
Kebahagiaan yang terpancar diraut wajah muda-mudi itu juga hanya tinggal kenangan.
Foto itu telah melekat di kaca yang penuh dengan bercak tangan.
Entah sudah berapa kali si pipi kemerahan itu membelainya setiap kali merindu.

Aku tidak tahu bagaimana kabar seseorang yang tertinggal itu.
Wajahnya selalu berjalan tepat di wajahku.
Suaranya juga masih terdengar di gendang telingaku.
Dia selalu saja bisa ku temukan di gelapnya malam.


Si pipi kemerahan itu juga acap kali menatapku.
Dengan tatapan yang sama ia berharap aku menemaninya sepanjang malam.
Ah aku bukan teman seseorang itu, bukan pula kerabat si pipi kemerahan itu.
Aku hanya sepotong rembulan yang menjadi obat rindu tiap kali mereka melihat ke arahku.

Komentar

Postingan Populer