di pemakaman

Dia membelai tubuhku.
Membisikan rindu akan kenangan yang lalu.
Sisa bulir hujan masih berbekas di kelopak kemboja depan balkon kamar.
Wangi tanah basah mendamaikan jiwa terguncang.

Ku tunggangi gumpalan gulali sembari terbang diatas makam kenangan.
Jasad membusuk disertai bentuk tak rupawan.
Seikat bunga mengering lama menunggu dihujani.
Sebaris nama tertulis luntur dipapan nisan.

Tak ada  pelayat yang datang untuk melantunkan doa, apalagi hanya sebatas mengenang.
Sesekali kepala TPU bergunjing.
Katanya, tega nian pemilik makam kembang tak disebar uang bulanan mentok diawal pemakaman.
Dia kembali mengajak ku mengulang dan aku pun enggan untuk mengenang..

Hei! Bukankah ia hanya sekedar kenangan?!

Komentar

Postingan Populer