Telur

Aku terkurung di dalam sebutir telur yang enggan menetas.
Mengurungku dengan cangkang yang keras dan bau di dalam.
Katanya, “kau terlalu hina untuk menghirup dunia. Hiduplah di dalam hingga membusuk tubuh kau.”

Raga ku yang menciut mengikuti bentuk telur  itu buat ku lemah  untuk berontak.
Pita suara ku yang di ikat mati oleh telur itu pun buat ku tidak dapat berbicara.
Katanya, “kau terlalu nista untuk menginjakkan kaki di dunia. Hiduplah di dalam hingga dunia lupa akan kau.”

Namun, sang induk mematuk telur itu hingga retak dan pecah dan mati.
Keluarlah aku yang bermandi dengan sumpah serapah oleh mereka.
Dan dunia menyambutku dengan mengucapkan, “selamat datang dan selamat terlahir kembali.”

Dan aku menjawab, “selamat tinggal dan terimakasih. Aku akan selalu ingat akan diriku yang telah mati dan aku adalah diriku yang sekarang.”

Komentar

Postingan Populer