Bulan setengah lingkaran

Aku senang memandangnya.
Gurat kejujuran di wajahnya berhasil mencuri hati ku meninggalkan raga yang membeku.
Sinarnya pun berhasil mencongkel mataku dan ia simpan dipangkuan.

Ia begitu angkuh.
Sengaja menguasai tempat milik mereka yang terbuang.
Dirinya yang arogan menindas mereka yang tertindas bagai binatang.

Ia sedingin jalan setapak di perdesaan.
Tanpa lampu pijar yang bermekaran hanya cahaya remang-remang lentera hasil uang curian.
Tubuh sempit untuk para tikus pinggir jalan.

Aku senang memandangnya.
Tidak peduli tangan tak mampu meraih pun kaki tak layak berlari.
Setidaknya aku bisa melihatnya walau tanpa kedua bola mata menggantung tidak pada tempatnya.

Ia pencuri.

Komentar

Postingan Populer