Detik

Detik.
Namanya saat kuberkenalan kali pertama.
Ketika dokter paruh baya mengeluarkan ku dari rahim ibu,
dan tepat saat itu pula ia tersenyum menjabat tangan mungilku.

Detik.
Yang kutahu ia hidup dan lahir sebelum tanah yang kupijaki dinamakan bumi,
ditugaskan oleh Dia yang menciptakan aku.
Padanyalah adanya kebahagiaan, kesedihan, pertemuan, perpisahaan, dan apapun yang kami sebut menyebalkan.

Detik,
ia milik siapapun yang masih bernafas.
Yang masih hidup dan berjalan di muka bumi.
Tidak peduli mereka menyukai atau justru membenci.
Ia tetap hidup bersama nafas yang dihembuskan.

Detik,
sepanjangku mengenalnya selalu diakhiri dengan ketidakpastian.
Apakah kebahagiaan ini akan usai?
Pun apa pertemuan ini akankah berakhir?

Detik.
Melahirkan kebahagiaan pada orang lain,
namun berbeda ditempat lainnya,
Tega ia melahirkan kesedihan yang diakhiri dengan tangisan.

Detik.
Menciptakan perpisahaan pada orang lain hari ini,
namun ia justru menciptakan pertemuan pada yang lainnya.
Dengan keji membedakan satu dengan yang lain.

Detik,
dari kacamata ku mungkin saat itu adalah kesedihan.
Namun berbeda dari kacamata kamu, dia, dan mereka mungkin ia saat itu adalah kebahagiaan.

Detik,
itulah namanya saat ku untuk pertama kali ditimang oleh ayah.
Bibirnya mendekati telinga kecilku yang masih memerah,
dan diucapkannya selamat datang di hidup yang cukup sulit ini tapi menyenangkan.

Detik,
ialah teman pertama dan akan menjadi yang terakhir.
Sampai akhirnya menghilang dan berganti nama,
yang kami kenal dengan kematian.

Komentar

Postingan Populer