jika esok setia

Air mata itu entah bagaimana mengalir tiap kali ku mengingatNya.
Sesak di dada kerap menyusahkan ku setiap kali ku merindukanNya.
Ku fikir aku sakit, ternyata tidak.

Ah  pagi ini jalan raya juga masih lengang.
Suara berisik klakson mobil bagai orkestra di pagi buta masih belum terdengar.
Apa mereka lupa bahwa Sang surya telah bangun dari istirahatnya?

Celoteh jam dinding cukup mengagetkan ku.
Merusak hajat ku di sepertiga malam.
Aku masih rindu.

Pada Dia yang senantiasa menunggu ku diujung malam.
Memanggilku dalam ingatan.
Dan memelukku dengan kasih-sayangNya.

Hingga pagi pamit untuk berpulang dan siang hadir dengan harapan.
Serta terik mentari dengan apik mencairkan hati membeku dari angkuhnya Sang rembulan.
Namun kerinduan ini masih saja tertimbun dipermukaan walau ia akan dicurahkan jika esok setia untuk datang.

Komentar

Postingan Populer