Kisah Arloji Silver

Detak jantungnya sudah lama berhenti.
Mati termakan usia yang menua.
Tetapi lelahnya masih belum terbayarkan.
Utang belas kasih pun telah lama menunggak.

Jarumnya juga sudah lama patah.
Lepas dari engsel yang sudah mulai uzur.
Tetapi sakit hatinya masih saja terasa.
Oleh maki yang tiada pada tempatnya.

Walau kini,
Gadis tujuh belas tahun itu telah lama mengerti.
Menangis tiap kali mengingat arloji silver yang dulu dibenci.
Meminta agar waktu mengembalikan dia yang abadi

Semua telah sia-sia,
Pada tangis yang sering kali mengalir dipipinya.
Pada sesak yang kerap kali mengantam dadanya.
Pada sakit yang acap kali mencekik lehernya.

Gadis tujuh belas tahun itu telah mengerti.
Bahwa arloji silver itu tak akan pernah bisa kembali.

Komentar

Postingan Populer