Senyum mu

Ku berjalan di padang ilalang,
Tangan menyentuh ujung rumput hijau nan panjang,
Sinar matahari menghangatkan tulang.
Tapi senyum tak bangkit dari liang.

Dan kemudian ku melewati kebun bunga bermacam-macam,
Harumnya memeluk tubuh rentan,
Kupu-kupu terbang sepanjang mata memandang,
Namun senyum tetap direnggut oleh hujan.

Hingga akhirnya ku bertemu dengan gurun tak bertuan,
Tumpukan pasir menenggelamkan,
Gersang menampakan oasis yang diridukan,
Membawa senyum yang sejak lahir dilengserkan.

Kini kupahami,
bahwa tak ada alasan yang pasti untuk beri seuntai senyum.

Komentar

Postingan Populer