Kemarin

Kemarin ia berlari menuju bukit tertinggi.
Bola mata dicuri pelangi warna-warni.
Sesekali terjungkal oleh kerikil dan ilalang.
Bangkit kembali dengan cedera yang belum terobati.

Kemarin ia terjun ke laut bebas.
Kedua tangan meraih-raih pada air tak bertulang.
Berkali-kali kerongkongan puas melepas dahaga.
Kaki mencari pijakan binatang lautan.

Kemarin ia juga hilang di tengah hutan.
Otak lelah mencari jalan untuk pulang.
Batang korek habis termakan oleh api.
Tinggallah ocehan para jangkrik berdiri di ujung jemari.

Tetapi kemarin tak akan pernah kembali.
Kemarin juga hanya hitungan hari yang tercoret di kalender tahun ini.
Ia pun telah mati kurang gizi.
Tinggallah tulang-berulang tersusun rapi di peti mati.

Komentar

Postingan Populer