Segan

Aku takut pada teriakan jam beker itu.
Dia selalu berisik sekali setiap waktu.
Membuat gelisah diri yang masih bebenah.
Tiada henti berteriak akan sebuah "kematian".

Aku takut ketika datangnya malam.
Dia begitu dingin, engan untuk menyapa walau hanya seutas senyuman.
Mencekoki ku dengan kegelapan.
Menunjuki ku arti sebuah "kekosongan".

Aku takut pada bintang-gemintang itu.
Mereka menginjakku dengan permainya.
Menusukku dengan sinarnya.
Hingga cacat sudah paras "delusiku".

Tetapi aku lebih takut ketika hujan turun.
Dia merajamku sepersekian detik.
Tanpa ampun terus merobek tiap-tiap kulit tubuhku.
Memaksaku untuk bernostalgia akan sejuta ikrar.
Mengabaikan darah yang mengalir diujung "dogma".

Komentar

Postingan Populer