Anggur

Empat gelas anggur selalu ku minum di setiap harinya.
Pada pagi hari bersama setetes embun yang bergelantung diujung tangan dedaunan.
Membuat pagi menjadi berat dilalui.
Mungkin ia sulit untuk dipahami atau diri ini terlalu bodoh untuk memahami?
Entahlah.

Empat gelas anggur selalu ku minum di setiap harinya.
Pada siang hari bersama sang surya yang sibuk mengawasi diperapian.
Membakar dan dibakar oleh panasnya diri.
Mungkin ia ingin mati sendiri atau diri ini terlalu egois untuk ikut dikeramasi?
Entahlah.

Empat gelas anggur selalu ku minum di setiap harinya.
Pada sore hari bersama sang angin yang terus membelai tubuh menari-nari.
Membelai atau dibelai ia yang dimabuk asmara.
Mungkin ia lupa bahwa ia hanya seorang biduan atau diri ini terlalu kolot untuk hidup di era saat ini?
Entahlah.

Empat gelas anggur selalu ku minum di setiap harinya. 
Pada malam hari bersama rembulan yang sibuk sendiri.
Meninggalkan atau ditinggali si pujaan hati.
Mungkin ia abai dirinya penting untuk berdiri atau diri ini terlalu tinggi hati?
Entahlah.

Empat gelas anggur selalu ku minum di setiap harinya.
Membuat hari ku menjadi penuh dengan ilusi tentangnya.
Nyata dan tidak nyata sulit dibedakan tiap kali sakit itu menyerang.
Mungkin benar anggur itu memabukkan atau kenyataan itu menyakitkan?
Entahlah.

Komentar

Postingan Populer