Gosip

Bulir tetes ujan yang jatuh hari ini tahu bahwa aku sedang merindu.
Belaian sang angin yang mengelitik tubuh juga tahu bahwa aku sedang menunggu.
Hamparan ilalang di taman ibu kota tahu bahwa aku sedang mencinta.
Deras air sungai di sudut ibu kota pun tahu bahwa aku sedang terluka.

Mereka mengira Tuhan sengaja memberi cacat diantar jari-jemari.
Tetapi asumsiku Tuhan sengaja memberi sekat antar jemari untuk membiarkan jari lain memenuhi.
Mereka berfikir satu tambah satu sama dengan dua.
Tetapi bagiku satu tambah satu sama dengan sebelas.

Tak perlu kembali jika hanya memastikan apa aku masih mencinta.
Sepotong foto yang terpampang di sosial media ku sudah banyak bercerita.
Tak perlu pamit jika untuk meyakinkan apa aku masih menunggu.
Semenit video yang terbentang di sosial media ku pun sudah banyak berkisah.

Kau mungkin sudah mengubah cara berpakaian mu.
Ku tahu itu kala kicauan burung pipit tengah bergosip tentang mu tadi pagi.
Kau pun mungkin telah memiliki banyak teman untuk berbagi.
Ku juga tahu itu ketika ayam jago sedang bernyanyi hebatnya kamu tiap hari.

Ah bukan.
Kau tidak berubah seperti yang digosipkan para burung pipit tadi pagi.
Kau juga tidak baru memiliki banyak teman laksana nyanyian ayam jago tiap hari.
Tetapi yang kau tampakkan waktu itu hanyalah surealisme semata.

Bulir tetes ujan yang jatuh hari ini tahu bahwa aku sedang merindu.
Belaian sang angin yang mengelitik tubuh juga tahu bahwa aku sedang menunggu.
Tetapi hal itu hanya ku lakukan ketika ku sedang bosan sendiri.
Ah jangan tanya, sebab itu juga yang kau ajarkan padaku.

Komentar

Postingan Populer