Wanita dibalik kaca

Dia hidup dalam dunia bahasa.
Menghirup udara yang disebut kata.
Dia tinggal dalam sebait sajak dan puisi.
Dilindungi tumpukkan bualan dan sebaris romansa.

Dia bersembunyi dalam ruang bahasa.
Ditemani dongeng dari jam dinding yang menua.
Di susui oleh ibu yang disebut prosa.
Di nafkahi oleh ayah yang disebut frasa.

Dia sesekali tertawa dibalik renyahnya rekayasa.
Dengan kemudian menangis didalam pahitnya realita.
Dia juga acapkali berbincang dengan senja.
Hanya untuk bertanya akan dunia dibalik kaca.

Komentar

Postingan Populer