Januari

Ku pergi ke timur tapi kau paksa ku ke barat.
Ku ikuti jalanmu tapi kau tinggalkan ku dipersimpangan.
“Kau berat, pergi dan pulanglah,” kata mu saat siang membakar helm bututmu.
“Baik, semoga kau temukan rumah impian!” maki ku diperjalanan.

Si jingga mengawasi tanpa sebait kata.
Tiupan angin menyingkirkan dedaun kering di jalan setapak.
Hujan bernyanyi di iringi petikan gitar.
Menemani sisa januari yang kian terlupakan.

Sebab maret hadir dikala rindu ingin pulang.

Komentar

Postingan Populer