Sepotong ketupat

Aku rindu.
Mendengar gemuru mu kala subuh.
Aku rindu.
Melihat gurat wajah mu kala lelap.

Perkara rindu ku kira tak sesulit itu.
Hanya perlu mengangkat telapak tangan tinggi-tinggi dan berdoa.
Atau menaburkan bunga dipusara.
Tapi itu hanya gurauan surya pelipur lara yang kini jadi bubur sang raja.

Dia cintaiku sejauh jarak sinar bulan kembali ke bumi.
Cinta yang penuh dengan keegoisan anak remaja.
Membatasi gerak bahkan mengatur nafasku karena takut kehilangan.
Dia cintaiku dan itu cukup untuk dunia ku.

Tetapi ku abai akan sinar bulan yang hanya datang dikala malam.
Berganti pagi menjadi gelap, lengang dan sesekali lengking entah dari mana.
Mungkin dari alam bawah sadarku yang memaksa untuk keluar dari persembunyian.
Ingin memburu mentari agar mati dan terganti.

Ah aku rindu..
Sepotong ketupat yang ku makan lambat-lambat tahu itu.
Ia menjadi saksi bisu menemaniku menunggu.
Bertemu di istana mu dan melahap ayam goreng, sayur bebanci kesukaan ku.

Komentar

Postingan Populer